Hikmah dibalik manusia tidak lepas dari kesalahan

taubatSeorang ulama berkata :

فلو عصم الخلق فلمن كان العفو والمغفرة

“Seandainya makhluk itu suci (dari kesalahan), maka untuk siapa kah (Sifat) Maaf dan Ampunan Allah (diberikan).?”

Diantara Nama-nama Allah adalah Al-Ghofau (Yang Maha Banyak Mengampuni) dan Al-Afuwu (Yang Maha Banyak Memaafkan), Maka Allah jelas menyukai orang yang  meminta ampunan dan bertaubat kepada-Nya.

Rasulullah Sollallahu Alaihi Wa Sallam (yang terjaga dari dosa) mengajarkan kita untuk selalu meminta ampunan kepada Allah setiap waktunya, diriwayatkan Rasulullah Sollallahu Alaihi wa Sallam meminta ampunan kepada Allah 70 kali dan riwayat lain 100 kali.

Bahkan Ulama mengatakan “Istigfar (meminta ampunan) hukumnya adalah wajib”

1_Orang kafir yang bertaubat dari kekafiranya.

2_Orang Mu’min Fasik yang bertaubat dari dosa-dosa besarnya.

3_Orang Mu’min Awam dari dosa-dosa kecilnya.

4_Orang Mu’min Khusus dari hal-hal syubhatnya.

5_Orang Mu’min Khususil Khusus dari lupa berdzikir.

Disini Ketika seorang hamba tergelincir dalam keslahan dan diliputi hatinya dengan penyesalan, maka dengan itu, dia akan merasa kelemahan dan kekurangan dirinya dan harus kemana meminta ampunan..?

Maka Allah memberikan harapan dengan Ampunan dan penerimaan taubat. Karena dibalik itu semua ada hikmah, sehingga seorang hamba mengetahui bahwa ujung dari segala harapan adalah Allah yang Maha Pengampun.

Sebuah hadits menyebutkan :

لولم تذنبوا لذهب الله بكم ثم جاء بقوم يذنبون ثم يستغفرون الله فغفر لهم

“Jikalau kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menggantikanmu dengan suatu kaum yang berbuat dosa, hingga mereka memohon ampunan dan Allah mengampuni mereka ( H.R. Muslim )”

Hadits ini bukanlah berarti perintah untuk melakukan dosa, melainkan sebuah nasihat bahwa manusia bukanlah makhluk yang bisa bebas dari dosa dan sebuah harapan bahwa janganlah berputus asa apabila terjebak dalam dosa, melainkan segeralah meminta ampunan kepada Allah, sehingga Allah mengampuninya.

Allah mencintai orang-orang yang mengaku bahwa dirinya tidak lepas dari kesalahan dan segera meminta ampunan dan bertaubat kepada-Nya.

Seandainya seluruh manusia suci (selalu benar) dan tidak pernah melakukan dosa, maka untuk siapakah Ampunan dan Maaf Allah, dan siapakah yang mau minta ampunan kepada-Nya.?

Sehingga akan terlihat jelas siapa Hamba dan siapa Tuhanya..!!

Wallahu A’lam.

Ampunan Allah karena Menagis di Majelis

amaah Majelis Rasulullah SAW mengikuti dzikir akbar dan doa untuk bangsa dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di pelataran Monas, Jakarta, Selasa (15/2).

JAKARTA, 15/2 – DZIKIR AKBAR. Jamaah Majelis Rasulullah SAW

Majelis tempat berkumpulnya orang-orang yang mengharapkan petunjuk dan ampunan Allah, selalu ada diantara mereka hamba-hamba pilihan Allah, dan ada diantara mereka diwaktu itu mendapatkan hidayah dan bertobat karenanya, sehingga ahli majelis semua mendapatkan ampunan sebab orang yang bertaubat tadi.

Ketahuilah orang yang bertaubat itu bisa membawa keberkahan bagi orang-orang yang didekatnya, sehingga banyak diceritakan satu orang pendosa bertaubat, seketika itu teman-teman yang lainya juga bertaubat, atau keluarganya menjadi berkah, karena ada salah satu keluarganya yang bertaubat.

Kisah ini disampaikan oleh seorang ulama yang bernama Ibnu Jauzy Rahimahullah dalam kitabnya “Bahrud Dumu” Lautan Airmata orang-orang yang mengharapkan ampunan Allah.

رايت ابي فى المنام فقلت له ما فعل بك ربك ؟ فقال ان رب قربنى و ادنانى وقال لى يا شيخ السوء اتدري لم غفرت لك ؟ فقلت لا يا لهى قال انك جلست للناس يوما مجلسا فابكيتهم فبكى فيهم عبد من عبدى لم يبكى من خشيتى قط فغفرت له و وهبت اهل المجلس كلهم له و وهبتك فيمن وهبت له

Salman bin Mansur bin Ammaar RahimaAllahu Alaihim berkata :” Aku bermimpi ayahku didalam tidurku, maka aku bertanya kepada ayahku.

“(Wahai Ayah) Apa yang telah Allah perbuat (bertindak) kepada ayah.?

Ayahku menjawab :”Sungguh Allah telah mendekatkan aku (kepada rahmatnya – maf’ul muqaddar) dan Allah bertanya kepadaku :”Wahai lelaki tua yang buruk (amal), apakah engkau tau kenapa Aku telah ampuni (dosa-dosa) kamu.?

Aku menjawab :” Tidak tau wahai tuhanku.

Tuhanku (Allah) menjelaskan (kepadaku) :”Sesungguhnya dihari itu (suatu hari) kamu telah duduk bersama orang-orang disatu Majelis, lalu kamu menangisi mereka (menagis bersama mereka), maka menagislah (taubat) di Majelis itu seorang hamba dari hamba-Ku (yang mana) dia sama sekali tidak pernah menagis karena takut kepada-Ku (sebelumnya).

Maka Aku ampuni dia (orang taubat itu) dan aku berikan (pahala) ahli majelis semuanya kepada dia, dan Aku berikan kepadamu, dari (golongan) orang-orang (sebagimana) yang aku berikan kepada dia (yaitu ampunan).”

Wallahu A’lam.

Ya Allah ampunilah kami dan golongkanlah kami bersama orang-orang yang bertaubat.

Ya Allah rahmatilah kami di dunia, rahmatilah kami di alam kubur dan rahmatilah kami di akhirat.

Ya Allah wafatkanlah kami dalam khusnul khotimah.

Qolbu, Ruh, Akal dan Nafsu

HatiQolbu, Ruh, Akal dan Nafsu

Artikel By : Ujang Abdurrahman Asy-Syamarokiy

APA ITU HATI (QOLBU) ?

Banyak orang memahami bahwa hati (qolbu) itu adalah segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman ini tidak salah karena didasarkan pada sabda Rosululloh Saw sebagai berikut :

Artinya : “… Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati (qolbu) “. (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Namun pemahaman ini adalah pemahaman yang sangat mendasar yang diajarkan oleh Rosululloh Saw kepada umatnya yang pada waktu itu masih kental dengan kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang sulit difahami secara akal. Adapun maksudnya agar umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak pertanyaan yang menjadikannya kembali kepada kemusyrikan dan kekufuran.

Menurut penjelasan K.H. Zainal Abidin Bazul Ashab (Pimpinan Pondok Pesantren Az-Zainiyyah, Nagrog – Sukabumi) bahasa yang digunakan oleh Rosululloh Saw dalam hadits di atas merupakan kepiawaian komunikasi artinya yang dimaksudkan oleh beliau bukanlah hati yang berbentuk segumpal darah itu, akan tetapi tempat atau mahalnya berada tepat di bagian tersebut.

Qolbu adalah sebuah latifah/titik sensor/dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Untuk membuktikan bahwa qolbu itu bukanlah daging hati, kita bisa melihat dan menyaksikan seekor ayam atau kambing yang kita potong kemudian kita bedah perutnya maka kita akan menemukan pada hewan tersebut segumpal daging yang disebut daging hati, tapi pernahkah setelah kita cari kemudian kita temukan di dalam perut hewan yang sudah dibedah tersebut ada daging qolbu.

Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau restoran lalu kita bertanya apakah disana ada sop daging hati atau goreng daging hati, maka tentulah di salah satu warung makan atau restoran tersebut ada dan disediakan menu makanan dengan lauk sop atau goreng daging hati. Tapi coba kita tanyakan apakah disana ada sop atau goreng daging qolbu, maka jawabannya pasti tidak ada karena qolbu tidak diperjualbelikan dan bukan untuk dimakan dan bukan pula berbentuk segumpal daging.

Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu dalam bahasa arab disebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali r.a adalah ruh, akal atau nafsu.

APA ITU RUH ?

Firman Alloh Swt dalam surah Al-Israa ayat 85 :

Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.

Dalam kitab sirrurl asror karya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dikemukakan sebagai berikut : Makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Alloh Swt adalah ruh, ruh siapa? Ruh Muhammad Saw. Sebagaimana telah Alloh firmankan dalam hadits qudsi : “Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”.

Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad disebut nur kenapa disebut nur ? karena bersih dari segala kegelapan. Ruh Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sebagaimana sabda beliau Saw : “aku dari Alloh dan makhluk lain dari aku”.

Dari ruh Muhammad inilah Alloh menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh Muhammad). Kemudian ruh-ruh tersebut diturunkan ke tempat yang terendah, dimasukkan kepada makhluk yang terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri diciptakan Alloh dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api dan angin).

Setelah diwujudkan jasad itu maka Alloh menitipkan ruh dari-Nya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Alloh akan mengambil kembali titipannya itu. Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah ketika Alloh bertanya kepada semua ruh : “Alastu birobbikum?” (Bukankah Aku ini Tuhanmu sekalian?) Ruh-ruh menjawab : “Benar, Engkau adalah Tuhan kami”. (Al-‘A’raf 172). Tapi sayang banyak ruh yang lupa dengan perjanjian awalnya terhadap Alloh Swt, sehingga mereka terlena dan betah tinggal di dalam jasad sebagai tempat terendah bagi mereka.

Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun badannya di bumi. Namun sangat sedikit orang yang sadar dan berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya. Oleh karena itu Alloh melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka. Nabi mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Alloh Swt.

Tapi sebagai manusia biasa Nabi memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Alloh mewariskan tugas ini kepada para ulama yang sholih yang sudah mencapai kesucian ruh dan telah Alloh berikan bashiroh (pandangan yang jelas) kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah para wali Alloh.

Para wali Alloh sebagai ahli bashiroh telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Alloh, mereka itulah yang disebut ahli ruhani.

Ruh terbagi ke dalam 4 bagian :

(1) Ruh Al-Qudsi (ruh termurni), yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan talqin kalimat “Laa Ilaaha Illalloh”. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tashowuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani). Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Alloh Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Alloh. Ruh Al-Qudsi telah Alloh tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sir tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat/menelitinya kecuali Alloh. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Alloh dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.

(2) Ruh Sulthoni, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Alloh dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah melihat pantulan “Jamalillah” (keindahan Alloh). Tempatnya adalah di sorga ketiga yaitu sorga firdaus.

(3) Ruh Sairani Rawani (ruh ruhani), adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Alloh Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan did lam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan sorga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga tingkat ke dua yaitu sorga na’im.

(4) Ruh Jismani, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh jismani Alloh telah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir. Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at, hasilnya adalah wilayah (pertolongan Alloh), mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia dengan Alloh), dan musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan Alloh) begitupula karomatul kauniyah pada martabat kewalian seperti ; berjalan di atas air, terbang di udara, menyingkat jarak, mendengar dari jauh, melihat rahasia badan dsb. Keuntungan di akhirat akan ditempatkan di sorga ma’wa.

Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di daerah keberadaannya, dan bekal/alat pengolahannya dan keuntungan/hasil pengolahannya dan cara pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui secara tertutup (rahasia) maupun secara terbuka. oleh karena itu wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui cara mengolah dirinya, sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.

Tujuan utama didatangkannya manusia kea lam terendah adalah agar manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Alloh dan mencapai darajat (kembalinya manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati (qolbu) dan jasad. Maka perlu ditanamkan bibit tauhid di lading hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid yang akarnya tertanam di dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridho Alloh Swt.

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu adalah akal.

APA ITU AKAL ?

Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepa ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan.

Semoga Alloh senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita diberikan pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya akal itu apa. Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak kita ini, otak ini selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang benar menurutnya. Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Alloh berikut :

Artinya : “dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. (Al-Maaidah ayat 58)

Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Alloh baik yang kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir dengan akal tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu kesimpulan : “robbana maa kholaqta hadza baathila” tidak ada sesuatu apapun yang Alloh telah ciptakan itu sia-sia. Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat.

Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak, pernahkah anda makan goring atau pepes ikan mas ? ketika kita makan dibagian kepalanya akan terdapat yang disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah di kepala ikan itu akal, maka pasti tidak ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan otak. Kalau akal diartikan otak seperti yang ada di kepala ikan maka berarti ikan juga punya akal. Jadi jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Alloh firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :

Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”.

Dalam ayat di atas Alloh menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal.

APA ITU NAFSU ?

Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Alloh surah At-Takwir ayat 7 :

Artinya : “dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”.
Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh.

Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :

(1) Nafsu Amaroh

Nafsu amaroh tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi

(2) Nafsu Lawwamah

Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa

(3) Nafsu Mulhimah

Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Alloh
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab

(4) Nafsu Muthmainnah

Nafsu muthmainnah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan

(5) Nafsu Rodhiyah

Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji

(6) Nafsu Mardhiyah

Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Alloh
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.

(7) Nafsu Kamilah

Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin

QOLBU = RUH = AKAL = NAFSU

Kenapa dikatakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari kita buktikan bersama apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila saya tanyakan, mayat ini sudah tidak ada apanya : qolbunya, ruhnya, akalnya atau nafsunya. maka pasti jawabannya : “semuanya”.

Tidak salah apabila ada yang mengatakan qolbunya yang tidak ada, karena ketika seseorang meninggal maka qolbunya yang selalu menjadi sumber perasa ketika masih hidup seperti ; sedih, senang, tentram, menyesal, marah maka setelah meninggal perasaan di mayat (jasad tanpa qolbu) itu hilang, dia tidak merasakan apa-apa lagi.

Tidak salah juga kalau orang berkata ruhnya yang tidak ada, karena ruh adalah nyawa bagi mayat itu. Setelah ruhnya tidak ada maka mayat (jasad tanpa ruh) itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas lagi, tidak berdetak lagi jantungnya serta nadinyapun tidak berdenyut lagi.

Apabila ada yang mengatakan akalnya yang tidak ada, maka ini juga betul karena setelah meninggalnya seseorang maka mayat (jasad tanpa akal) tersebut tidak akan berfikir lagi dan tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu yang dulu pernah dipelajarinya selagi hidup.

Terakhir jika dikatakan yang tidak ada itu nafsunya, maka ini pun betul. Karena nafsu itu adalah unsur dalam jiwa orang yang masih hidup yang memiliki keinginan-keinginan baik maupun buruk. Dengan demikian setelah menjadi mayat maka tidak ada lagi pada mayat (jasad tanpa nafsu) itu nafsunya sehingga dia tidak memiliki keinginan apapun.

Sekarang dapat kita simpulkan kalau semua jawaban tersebut adalah benar, maka berarti keempat nama yang berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam Al-Ghozali r.a : qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu. (syai’un wahidun).

Penutup

“sesungguhnya kami hanyalah Muballigh (orang yang menyampaiakan ilmu Alloh) dan Alloh sajalah yang berkuasa untuk memberikan petunjuk”.

Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tersesat. Mohonlah selalu akan petunjuk Alloh “ihdinasshirotol mustaqiim”.

Sumber :
1. Kitab Qothrul Ghoits
2. Kitab Bidayatussalikiin
3. Kitab Sirrul Asror
4. Taushiyah Ajengan Zezen BA (Ketua MUI Sukabumi)

Sifat Tawadhu, Rendah Hati

sifat-tawadhuTawadhu adalah merendahkan hati kita sehingga kita tidak menganggap diri kita lebih mulia dari pada orang lain.

“Orang yang sadar akan identitas dirinya maka tidak ada satu hal pun yang di banggakan dalam dirinya”


Karena diri kita berawal dari cairan yang hina dan berakhir menjadi bangkai dan di tengah kita memikul kotoran, lantas dari itu apa yang harus kita banggakan yang dimana setiap hari yang kita bawa hanyalah kotoran dan banyak orang yang tertipu dengan hayalan mereka, bahwasannya orang yang sombong tidak sadar bahwa dirinya itu hina dan akan menjadi sesuatu yang hina.

Jika ketika kita sedang di puji orang hendaknya kita sadar akan diri kita lalu berterimakasih kepada orang yang memuji, akan tetapi hendaknya dalam hati kita meminta maaf kepada Allah atas pujian yang orang tersebut berikan kepada kita, karena orang tersebut tidak tahu betapa kotornya diri kita.

“Kita boleh menghormati orang dan tempatkan penghormatan kepada orang lain sesuai dengan tempatnya dan yang tidak di perbolehkan yaitu memaksa kita untuk menghormatinya” karena ketika kita menghormatinya pasti ada sesuatu hal yang baik dalam perbuatannya yang membuat kita jadi kagum lalu menghormatinya akan tetapi ketika orang tersebut meminta dirinya untuk di hormati padahal dia bukanlah siapa-siapa dan tidak mempunyai hal yang membuat kita harus hormat kepadanya tetapi dia ingin dan memaksa untuk di hormati atas jabatan yang di punya itulah salah satu hakikat orang yang sombong.

“Ajarkan diri kita untuk tawadhu dan memandang orang lain lebih baik dari pada kita”
Karna setiap apa yang Allah berikan kepada kita baik itu harta, jabatan dan ilmu itu semua hanya titipan dari Allah dan kenapa Allah menitipkan kepada kita? Karena Allah ingin menguji kita dan ingin melihat bagaimana sikap kita dalam memegang amat dari Allah SWT.

Jadikan setiap pandangan kita kepada orang lain selalu berkasih sayang, walaupun itu kepada tukang maksiat sekalipun kita harus berkasih sayang karena ketika seseorang berbuat maksiat tugas kita adalah menasehatinya dan janganlah mencela nya karena jika orang maksiat bertobat dengan sebenar-benarnya taubat maka Allah akan memuliakannya, namun ketika kita menjadi orang yang sombong walaupun awalnya kita orang yang taat maka Allah akan melaknat orang tersebut. Begitu juga sikap kita terhadap makluk Allah seperti binatang hendaknya kita tetap merendah karena jika kita sombong maka binatang lebih mulia dari kita, karena kita akan menjadi api neraka di akhirat nanti dan binatang akan menjadi tanah maka dari itu pandanglah semuanya dengan kasih sayang dan bersikap tawadhu kepada mereka. Begitu juga kita kepada batu yang kita anggap dia itu benda mati, akan tetapi Allah sudah jelaskan dalam Al-Qur’an “Tidak ada yang mati dalam dunia ini melainkan mereka semua berdzikir kepada Allah” maka dari itu batu lebih mulia di banding kita karena selalu berdzikir lalu apakah kita selalu berdzikir kepada Allah, jika tidak maka batu lebih mulia dari kita.

Berkata Al Habib Ahmad bin Hasan Al Athas “Orang yang tawadhu itu semakin di tekan maka dia makin terbang tinggi”

Dalam perkataan beliau itu di sebutkan bahwa orang yang mempunyai sifat tawadhu seperti bola karet ketika di tekan maka lompatnya semakin tinggi itu karena dia selalu merendah di hadapan Allah akan tetapi walaupun di pandang rendah oleh orang akan tetapi di hadapan Allah yang mempunyai sifat tawadhu mempunyai derajat yang tinggi, semakin merendah maka makin tinggi di hadapan Allah SWT.

Tanda orang yang mempunyai sifat tawadhu ialah :
– Tidak mau dirinya di kenal orang banyak dan terkenal di mata orang banyak.
– Selalu menerima kebenaran baik dari siapa pun, baik dia itu orang yang miskin atau orang yang kaya.
– Cinta sama orang miskin dan deman kumpul serta duduk bareng bersama orang miskin.

Bentuk dari sifat tawadhu ialah :
– Menjalankan hak-hak persaudaraan dan tidak menuntut orang untuk menjalankan hak dirinya.

Tanda dari sifat sombong ialah :
– Menuntut orang tetapi tidak menjalankan hak orang lain.
– Selalu membanggakan dirinya.
– Ketika berbicara dengan nada yang keras dan lantang.

Semoga kita selalu di jaga Allah dari sifat sombong dan semoga Allah senantiasa selalu menjadikan kita dalam golongan orang yang tawadhu, pada hakikatnya sifat tawadhu sejati ialah dia punya ke istimewaan akan tetapi tetap merendah seperti Rasulullah SAW, beliau di berikan keistimewaan oleh Allah tetapi Rasulullah tetap menjadi orang yang sangat rendah hati dan sebenarnya kita tidak pantas di sebut mempunyai sifat tawadhu yang pantas ialah kita punya sifat sadar diri atas kekurangan yang kita punya serta banyaknya maksiat yang kita bawa di hadapan Allah.

sumber : http://alazharyindonesia.com/
facebook : Yayasan Al-Azhary Indonesia

Bencana Perbuatan Dosa

DosaBahwa satu perbuatan dosa itu ada sepuluh hal tercela yg mengikutinya,

Sebagaimana riwayat dari sahabat umar bin khottob berikut ini :

يروى عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أنه قال: لا يغرّنّكم قول الله عز وجل: {مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا} الأنعام 160،
فان السيئة وان كانت واحدة، فإنها تتبعها عشر خصال مذمومة:
أولها: إذا أذنب العبد ذنبا، فقد أسخط الله وهو قادر عليه
والثانية: أنه فرّح إبليس لعنه الله
والثالثة: أنه تباعد من الجنة
والرابعة: أنه تقرّب من النار
والخامسة: أنه قد آذى أحب الأشياء إليه، وهي نفسه
والسادسة: أنه نجس نفسه وقد كان طاهراً
والسابعة: أنه قد آذى الحفظة
والثامنة: أنه قد احزن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في قبره
والتاسعة: أنه أشهد على نفسه السموات والأرض وجميع المخلوقات بالعصيان
والعاشرة: أنه خان جميع الآدميين، وعصى رب العالمين

Diriwayatkan dari sahabat Umar Bin Khottib -semoga Allah meridhoinya- sesungguhnya beliau berkata :
” Janganlah kamu menjadi salah pemahaman dengan firman Allah dalam surat al an’am ayat 160 :
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya “

karena sesungguhnya perbuatan jahat walaupun cuma satu maka sesungguhnya ada 10 keadaan tercela yg mengikutinya, yaitu :

1. ketika seorang hamba berbuat satu dosa maka dia telah membuat Allah murka sedangkan Allah maha kuasa atasnya.
2. dengan perbuatan satu dosa membuat iblis senang -semoga Allah melaknatnya-
3. dengan perbuatan satu dosa membuatnya menjauh dari syurga.
4. dengan perbuatan satu dosa mendekatkannya dari neraka
5. dengan perbuatan satu dosa membuatnya menyakiti sesuatu yg paling dicintainya yaitu dirinya sendiri.
6. dengan perbuatan satu dosa menajiskan dirinya sendiri padahal sebelumnya dia itu suci.
7. dengan perbuatan satu dosa menyakiti malaikat hafadzoh/ malaikat penjaga yg mencatat amalan2.
8.dengan perbuatan satu dosa telah membuat sedih Nabi shollallohu alaihi wasallam di dalam kuburnya.
9. dengan perbuatan satu dosa telah mempersaksikan dirinya kpd langit, bumi dan semua makhluk bahwa dia adalah seorang yg bermaksiyat.
10. dengan perbuatan satu dosa dia telah mengkhianati semua anak cucu adam dan mendurhakai Tuhan semesta alam.

wallohu a’lam.

– Referensi kitab Bahrud Dumu’ Abul Faroj Ibnul Jauzy

Oleh : Ustadz Hamzah

Bentuk dan Hal Makan

MakananBahwa makan itu mempunyai 28 keadaan, yaitu :
empat hal yang wajib, empat hal yg sunnah dan 20 hal tentang adab.

adapun 4 yang wajib adalah :

1. memakan makanan yg halal.
2. ridho dengan pembagian Allah ta’ala.
3. membaca basmalah ketika makan.
4. bersyukur kepada Allah yg maha suci.

adapun 4 yang sunnah adalah :

1. makan dengan tangan kanan.
2. makan yg ada didepannya.
3. menutup pandangan dari teman duduknya.
4. mengalah thd diri sendiri kepada orang yg membutuhkan.

adapun adab yang 20 adalah :

1. tidak makan dalam posisi duduk bertelekan.
2. tidak makan dalam posisi tengkurap.
3. tidak makan mulai dari tengah piring.
4. makan dengan 3 jari.
5. menjilat jemari ketika selesai makan.
6. mengusap piring setelah selesai makan.
7. memperkecil suapan.
8. memperbagus kunyahan.
9. menelan secara pelan2.
10. tidak makan kecuali jika telah datang pemilik makanan.
11. tidak makan kecuali dengan tenang.
12. memakan makanan yg tersebar.
13. mengeluarkan makanan yg ada di sela2 gigi kemudian membuangnya.
14. tidak meniup makanan, tapi biarkan saja hingga dingin sendiri.
15. tdk bernafas di dalamnya.
16. duduk dengan itrirosy, jk duduk bersila juga nggak masalah.
17. memperluas tempat duduk utk teman duduknya.
18. tdk memberi makan kepada seseorang kecuali dengan izin pemilik makanan.
19. membasuh tangan ketika akan makan.
20. makan sebagaimana sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam :
” Cukuplah beberapa suap utk ibnu adam yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.”

wallohu a’lam.

– Referensi kitab Syarah Mandumatil Adab Syeh Muhammad As Safarini

Amalan Agar Mudah Hafal dan Tidak Cepat Lupa

BelajarDidalam kitab Durratu al-Nashihin terdapat keterangan sebagai berikut :

من اراد أن يحفظ العلم فعليه ان يلازم خمس خصال : الأولى صلاة الليل ولوركعتين , والثانية دوام الوضوء , ولثالثة التقوى في السر والعلانية , والرابعة ان يأكل للتقوى لاللشهوات , والخامسة السواك .

Artinya : “ Barangsiapa yang ingin menghafal ilmu, maka ia mesti melakukan lima perkara : pertama , shalat malam (Tahajjud) walaupun hanya dua raka’at, kedua terus menerus punya wudhu’ (menjaga wudhu’),ketiga bertaqwa kepada Allah, baik ditempat sepi maupun ditempat yang ramai. Ke-empat, makan untuk meningkatkan ketaqwaan, bukan karena mengikuti hawa nafsu. Kelima, rajin bersiwak “.
(Kitab Durratu an-Nashihin halaman 15).

Dan didalam kitab Ta’limul Muta’allim terdapat keterangan sebagai berikut :

وأقوى أسباب الحفظ : الجد والماظبة وتقليل الغذاء وصلاة الليل , وقراءة القرآن من اسباب الحفظ , قيل : ليس شيء أزيد للحفظ من قراءة القرآن نظرا .

Artinya : “ dan adapun sebab-sebab yang paling utama untuk kuat hafalan ialah bersungguh-sungguh, ulet, tidak banyak makan, dan shalat malam. Adapun membaca al-Qur’an, termasuk penyebab kuat hafalan. Ada Ulama’ yang berkata : tidak ada sesuatupun yang lebih menambah kuatnya hafalan dari pada membaca al-Qur’an sambil melihat al-Qur’an “. (Kitab Ta’limul Muta’allim, halaman 54).

Dari penjelasan diatas dapat dipetik kesimpulan bahwa jika seseorang ingin kuat hafalan, maka ia harus melakukan hal-hal berikut ini :
1. Rajin shalat tahajjud, sekalipun hanya dua raka’at. Setelah shalat tahajjud lalu berdo’a, memohon kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang supaya dikuatkan hafalan.
2. Terus – menerus punya wudhu’. Kalau batal segera berwudhu’ lagi.
3. Apabila makan hendaklah diniatkan untuk lebih semangat dalam beribadah, bukan karena dorongan hawa nafsu semata.
4. Rajin bersiwak (membersihkan/menggosok gigi).
5. Serius dan ulet dalam menghafal, tidak cepat jemu.
6. Jangan terlalu banyak makan, bahkan lebih baik lagi kalau sering berpuasa, terutama hari senin dan kamis.
7. Rajin membaca al-Qur’an sambil melihat al-Qur’an.
8. Selalu bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, baik ditempat ramai maupun ditempat sunyi.

Imam Syafi’i dalam salah satu gubahannya pernah berkata :
“ saya telah mengadukan kepada imam Waki’, tentang buruknya hafalanku. Lalu beliau memberi nasihat kepada ku agar meninggalkan segala macam maksiat, karena bahwasanya hafal ilmu itu adalah karunia Allah, dan karunia Allah itu tidak akan dihadiahkan kepada orang-orang yang berbuat maksiat “.

Menurut ahli psikologi : “ Orang yang menghafal suatu ilmu harus berada dalam kondisi badan yang sehat sempurna sehingga saraf-saraf yang berada di otak dalam keadaan baik dan kuat “.

Dan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan agar hafalan itu benar-benar kuat dan lengket diotak ialah sering mengulang-ngulang menghafalnya.
Ada pepatah dalam bahasa Arab yang mengatakan :

التكرار يفيد القرار

Artinya : “ mengulang-ulang itu dapat menjadikan kuat hafalan “.

Masih dalam Ta’limul Muta’alim

Penyebab Lupa

وأما ما يورث النسيان فهو: المعاصى وكثرة الذنوب والهموم والأحزان فى أمور الدنيا، وكثرة الإشتغال والعلائق، وقد ذكرنا أنه لا ينبغى للعاقل أن يهتم لأمر الدنيا لأنه يضر ولا ينفع، وهموم الدنيا لا تخلو عن الظلمة فى القلب، وهموم الآخرة لا تخلو عن النور فى القلب، ويظهر أثره فى الصلاة، فهم الدنيا يمنعه من الخيرات، وهم الآخرة يحمله عليه

Penyebab lupa adalah laku maksiat, banyak dosa, gila dan gelisah karena urusan dunia. Seperti telah kami kemukakan di atas, bahwa orang yang berakal itu jangan tergila-gila dengan perkara dunia, karena akan membahayakan dan sama sekali tidak ada manfaatnya. Gila dunia tak lepas dari akibat kegelapan hati, sedang gila akhirat tak lepas dari akibat hati bercahaya yang akan tersakan di kala shalat. Kegilaan dunia akan menghalangi berbuat kebajikan, tetapi kegilaan akhirat akan membawa kepada amal kebajikan.

والإشتغال بالصلاة على الخشوع وتحصيل العلم ينفى الهم والحزن، كما قال الشيخ نصر بن الحسن المرغينانى فى قصيدة له
استعن نصر بن الحسن فــــــــى كل علم يحتـزن ♥ ذاك الذى ينفى الحــزن وما سواه باطل لا يؤتمن

Membuat dirinya terlena melakukan shalat dengan khusu dan mempelajari ilmu pengetahuan itu dapat menghilangkan kekacauan dalam hati, sebagaimana tersebut di dalam gubahan Syaikhul Islam Nasrhr Ibnul Hasan Al-Marghibani :

Mohonlah inayah, oh Nasr putra Al-Hasan
Untuk mencapai ilmu yang tersimpan
Hanya itu, yang bisa membuang duka
Selain itu, jangan percaya

والشيخ الإمام الأجل نجم الدين عمر بن محمد النسفى قال فى أم ولد له
سلام على مـــــــــن تيمتنى بظرفـها ولمعة خــــــــدها ولمحة طرفها ♥ سبتنى وأصبتنى فـــــــــــــتاة مليحة تحيرت الأوهام فى كـنه وصفها
فقلت: ذرينى واعذرينــــــــى فإننـى شغفت بتحصيل العلوم وكــشفها ♥ ولى فى طلاب الفضل والعلم والتقى غنى عن غناء الغانيات وعرفها

Syaikhul Imam Najmuddin Umar bin Muhammad An-Nasafi dalam menyifati jariyah Ummi waladnya, tergubah beberapa bait syi’ir :

Salamku buat si dia, yang membuatku terpesona karena lembut tubuhnya
Halus pipinya dan giuran kerdipan matanya. Si cantik molek, diriku jadi tertahan, hatikupun tertawan
Hati kebingungan, bila bermaksud tuk menggambarkan . Aku berkata : tinggalkan daku, maafkan aku
Karena kusibuk membuka jalan dan menuntut ilmu
Selama aku mencari utama dan taqwa Tak perlu lagi, rayuan si cantik dan harum baunya

وأما أسباب نسيان العلم: فأكل الكزبرة الرطبة، والتفاح الحامض، والنظر إلى المصلوب، وقراءة الخط المكتوب على حجارة القبور، والمرور بين قطار الجمال، وإلقاء القمل الحي على الأرض، والحجامة على نقرة القفا، كلها يورث النسيان

Sebab-sebab yang membuat mudah lupa, yaitu makan ketumbar, buah apel masam, melihat salib, membaca tulisan pada kuburan, berjalan disela-sela unta terakit, membuang ke tanah kutu yang masih hidup, dan berbekam pada tengkuk kepala. Singkirilah itu semua, karena membuat orang jadi pelupa.

والله تعالى اعلم

Sumber : http://www.piss-ktb.com/2015/02/3797-lain-lain-amalan-agar-mudah.html